WISATA DI KEPULAUAN SERIBU

Paket Wisata Pulau Seribu

Beranda » Pulau Sebira Kepulauan Seribu

Pulau Sebira Kepulauan Seribu

Pulau Sebira Kepulauan Seribu

Pulau Sebira Kepulauan Seribu

Pernah dengar kata Sebira, Sabira atau sang penjaga utara? Ketiganya adalah sebutan untuk pulau yang letaknya paling utara Jakarta. April 2019 lalu, jika kamu mencermati, gubernur DKI Jakarta berkunjung ke pulau. Pulau Sebira bisa menjadi alternatif liburan kamu yang biasanya ke pulau wisata itu-itu saja.

Pernah dengar kata Sebira, Sabira atau sang penjaga utara? Ketiganya adalah sebutan untuk pulau yang letaknya paling utara Jakarta. April 2019 lalu, jika kamu mencermati, gubernur DKI Jakarta berkunjung ke pulau. Pulau Sebira bisa menjadi alternatif liburan kamu yang biasanya ke pulau wisata itu-itu saja. Mau tau kenapa? Yuk disimak ya! Alasan Kamu harus ke Pulau Sebira, yang Ada di Ujung Utara Jakartaraksakautara.com
Letak pulau Sebira masih termasuk dalam wilayah administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Dikenal dengan pulau Penjaga Utara karena letaknya memang paling utara, dengan jarak kurang lebih 160 km dari daratan Ibu Kota.

Pulau Sebira atau Pulau Sabira adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Seribu di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Pulau ini merupakan wilayah paling utara dari Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dan Jakarta. Pulau ini memiliki mercusuar yang dibangun pada zaman kolonial Belanda tahun 1869 yang dinamakan sebagai Noord Wachter (Penjaga Utara).

Destinasi Pulau Sebira Kepulauan Seribu

Pulau Sabira berjarak 57 mil dari daratan Jakarta, tepatnya dari Pelabuhan Kali Adem. Waktu tempuh dengan kapal cepat berkisar 2,5 jam hingga tiga jam.

Sabira merupakan pulau terdepan dan paling utara Jakarta, terpencil di antara pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu. Pulau ini dikelilingi pohon-pohon besar berusia ratusan tahun di hutan yang kaya akan pohon ketapan, kampak-kampak, randu dan pohon lainnya. Bisa dipastikan, sumber air alami melimpah di pulau seluas 8,2 hektar ini yang dihuni oleh hanya 625 penduduk.

Dari dermaga Sabira tampak mercusuar besi pertama “Noordwachter” yang dibangun pemerintah Hindia Belanda dengan konstruksi besi yang kokoh. Mercusuar ini dibuat pada 1867 di Belanda oleh Grosfmederij Leiden.

Baca juga : Destinasi Saung Cemara Kasih

Menurut Rijksmuseum, setelah selesai dicetak– mercusuar besi dikirim ke Batavia secara bertahap selama dua tahun. Tinggi mercusuar 48 meter dan diikat 64 kerangka besi dari luar dengan jumlah lingkaran rangka 12 sisi, dan dindingnya bertuliskan, “Onder de Recering van Z.M. Willem III, Koning der Netherlanden, ENZ., ENZ., ENZ., Opcerict voor Draailicht 1869.”

Mercusuar Noodwachter sumbangan Raja Belanda Willem III ini merawat kenangan peristiwa jatuhnya pesawat Dornier X-17 dan X-18 yang ditembak di ketinggian 1.500 meter oleh pesawat tempur AL Yamada Jepang dalam perjalanan pulang dari Tanjung Priok menuju Palembang, pada 25 Februari 1942. Kedua pesawat hilang di perairan dekat Pulau Sabirayang dulunya bernama Noordwachter. Adapun delapan awak pesawat Belanda selamat ditolong oleh nelayan dan dibawa ke mercusuar– kecuali August Karel van der Pol yang tewas.

Nelayan Sabira generasi pertama, Haji Ridwan (95 tahun), merasakan 4 hari 3 malam terapung di atas papan kayu di tengah laut, saat kapal kayu phinisi yang ditumpanginya tenggelam, karena menabrak karang. “Itu gara-gara lampu mercusuar Noordwachter diganti lebih terang, nelayan tradisional tidak bisa mengenali mercusuar itu. Kapal phinisi akhirnya menabrak karang dan tidak bisa diselamatkan lagi, “ujar Haji Ridwan.

Peristiwa naas itu terjadi pada 1968. Delapan nelayan di kapal phinisi selamat, setelah terjun ke laut, termasuk Haji Ridwan. Mereka tidak makan dan minum selama berhari-hari. Bahkan mereka berenang sejauh 10 mil dari lokasi tenggelamnya kapal phinisi hingga ke daratan Sabira. “Saya periksa hidung kawan saya, masih ada napasnya. Kami saling pegangan saja, pulau seperti goyang, padahal kami yang pusing dan kelelahan, “ungkapnya.

admin_8bjuvygb

Kembali ke atas